Selasa, 05 Oktober 2010

Pulau Gebe Dan Tidore

 
“Madero toma jaman yuke ia gena e jaman “Jou Kolano Mansyur” Jou Lamo yangu moju giraa2 maga i tigee Jou Kolano una Mantri una moi2 lantas wocatu idin te ona: Ni Kolano Jou Ngori ri nyinga magaro ngori totiya gam enareni, tiya Mantri moi2 yo holila se yojaga toma aman se dame madoya.

Ngori totagi tosari daerah ngone majoma karena daerah ngone enareni yokene foli, kembolau gira toma saat enarige ona jou Mantri moi-moi yo marimoi idin enarige, lantas Jou Kolano una rigee wotagi wopane oti isa toma Haleyora (Halmahera) wodae toma rimoi maronga Sisimaake wouci kagee lalu wotagi ine toma Akelamo lantas kagee wotomake jarita yowaje coba Jou Kolano mau hoda ngolo madomong kataa, gena e lebe laha Jou Kolano nowako koliho mote toma lolinga madomong kataa, gena e lebe laha Jou Kolano nowako koliho mote toma lolinga karena kagee seba foloi.


Lantas gaitigee Jou Kolano wowako sewolololi ino toma lolinga majiko wotagi ia toma Bobaneigo lantas gaitigee womaku tomake se Jou Kolano Ternate, “Jou Kolano Komala” Gira Jou Kolano ona ngamalofo rigee yo maku yamu rai se yo maku sawera sewowaje, Jou Kolano Ternate tagi turus ia toma Kao, Jou Kolano Tidore woterus toma Lolobata, Bicoli, Maba se Patani.
Lantas kagee Jou Kolano wolahi Kapita2 kagee toma Maba, Buli, Bicoli se Patani ona yomote una terus toma Gebe la supaya yohoda kiye mega yoru-ruru, yo bapo ino uwa, toma Gebe madulu se I ronga “Papua”.
Gira2 tigee ona Kapita moi2 yomote Jou Kolano ine toma Gebe lalu turus toma Salawati, Waigeo, Waigama, Misowol (Misol), terus ine toma Papua Gam Sio, se Mavor Soa-Raha. Raisi karehe Jou Kolano se ona Kapita ona rigee yowako rora tulu toma Salawati, wotia Kapita hamoi se woangkat una wodadi Kolano kagee, hamoi yali toma Waigeo, hamoi yali toma Waigama, se hamoi yali toma Masowol (Misol). Kapita-kapita ngaruha onarigee Jou Kolano woangkat ona yodai Kolano teuna ipai maalu gena e mangale Kolano Ona Ngaruha rigee ngapala Kapita Patani, ona ngaruha yoparentah yodo toma Papua Gam Sio se Mavor Soa Raha”.

Terjemahan (Admin) :_
“Bahwa pada masa dahulu kala, masa kekuasaan Sultan Tidore yang bernama “Mansyur“, dimana daerah kekuasaannya belum/tidak luas, maka beliau berfikir, bahwa wilayah Kerajaan di Tidore pada masa itu memang terlalu kecil yakni hanya di pulau Tidore. Beliau menetapkan untuk keluar mencari daerah tambahan. Para Menteri beliau berhadap dan titah beliau, bahwa atas maunya sendiri bertolak nanti dari Tidore untuk maksud yang utama dan kepada Menteri2 beliau tinggalkan kerajaannya untuk dijalankan oleh para Menteri, menjaga agar supaya berada aman dan damai. Menteri bersatu dan menerima baik yang dititahkan.
Lalu dengan sebuah perahu biduk beliau beserta beberapa pengawal dan pengikutnya bertolak dari pulau Tidore ke Halmahera tengah dan selatan, tiba pada sebuah tempat namanya Sismaake. Di sana Beliau turun dan berjalan kaki ke Akelamo. Di Akelamo beliau mendapat keterangan/ceritera dan mendapat saran dari orang di Akelamo, katanya jika beliau hendak melihat lautan sebelah (lautan di teluk Kao Halmahera), maka sebaiknya beliau melewati jalan di Dodinga, karena di Dodinga sangat dekat dengan lautan sebelah. Sri Sultan Mansyur kembali dari Akelamo menuju Dodinga dan dari Dodinga berjalan kaki ke Bobaneigo.
Di Bobaneigo bertemu dengan Sri Sultan Ternate Bernama “Komala“, (Admin; mungkin yang dimaksud adalah Sultan Ternate yang ke XVI). Kedua Sultan tersebut kemudian saling bertanya dan akhirnya menyepakati untuk membagi pulau Halmahera menjadi dua wilayah kekuasaannya masing- masing, yaitu Sultan Ternate berkuasa dari Dodinga ke utara sedangkan Sultan Tidore membatasi wilayah kekuasaannya dari Dodinga ke selatan.
Catatan Admin ; Pada kenyataannya hingga saat ini pulau Halmahera tepatnya di daerah (Dodinga) merupakan batas wilayah kultur antara kedua Kerajaan ini, yang saat ini dijadikan dasar oleh Pemerintah untuk menetapkan batas wilayah Kabupaten sejak jaman Indonesia merdeka).

Kemudian selanjutnya Sultan Mansyur berkelana menuju daerah Lolobata, Bicoli, Maba, Buli dan Pulau Patani. Di sana beliau minta supaya Kapitan2 dari Maba, Buli, Bicoli dan Patani turut dengan beliau ke pulau Gebe untuk menyelidiki pulau2 apa yang terapung di belakang pulau Gebe, antara pulau yang satu dengan lain (tidak berdekatan): “Papua”.
Pada saat itu juga Kapitan2 tersebut turut dengan beliau ke Gebe, terus ke Salawati, Waigeo, Waigama, Misowol, terus ke daerah yang disebutkan: Papua Gam Sio (Negeri Sembilan di tanah Papua) dan Mavor Soa Raha Empat Soa/Klan di Mavor). Sesudah itu Sri Sultan Mansyur dan Kapitan2nya kembali, singgah di Salawati, Waigeo, Waigama dan Misowol, dan disana beliau mengangkat Kapita2 berempat orang itu menjadi Raja setempat yang bergelar seperti dirinya (;Kolano), mereka berempat disebutkan “Raja Empat” yang masih dibawah naungan payung kekuasaan Sri Sultan Mansyur Sang Penguasa dari Tidore, dengan pengertian bahwa mereka berempat menjadi Raja itu harus mendengar perintah dari Sultan Tidore. Kekuasaan ke-empat Raja itu sampai di daerah yang disekitarnya yang kemudian disebut Papua Gam Sio dan dearah Mavor Soa-Raha”._
Catatan Admin ; Sumber / referensi tersebut di atas bila dikaji dengan menggunakan Analisa Historiografi, maka masih terdapat beberapa kelemahan, diantaranya :
1). Tidak jelaskan tahun berapa yang merupakan “tempos” atau kurun waktu kejadian dari apa yang diuraikan dalam sumber ini,
2). Tokoh sentral yang dijelaskan dalam sumber ini adalah “Sultan Mansyur”, namun yang menjadi pertanyaan bagi kita adalah Sultan Mansyur yang mana?!, karena dari berbagai referensi yang saya telusuri dan hunting selama ini, bahwa terdapat 4 (empat) Sultan Tidore yang menggunakan nama “Mansyur” sebagai nama mereka, antara lain; pertama : Sultan Mansyur yang memerintah (tahun 1512–1526), kedua : Sultan Kie Mansyur yang memerintah (tahun 1547–1569), ketiga : Sultan Abdul Falal al-Mansyur yang memerintah (tahun 1700–1708), dan keempat : Sultan Akhmad-ul Mansyur yang memerintah (tahun 1822–1856). Terlepas dari itu semua, sejarah telah mencatat bahwa beberapa daerah diluar pulau Tidore, mulai dari Papua barat hingga pulau-pulau di selatan Pasifik pernah menjadi wilayah kerajaan ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar