Selasa, 05 Oktober 2010

Gebe, Pulau di Perbatasan yang Menyimpan Banyak Potensi

Tuesday, 25 August 2009
Catatan dari Lokakarya yang digelar Antam dan IPB

Senin siang kemarin, Koran ini berkesempatan mengikuti jalannya Lokakarya rencana pengembangan potensi Perikanan, Peternakan dan Pertanian terpadu di Pulau Gebe pasca kegiatan eksplorasi PT Aneka Tambang (antam) tahun 2005 silam.Apa saja yang akan dilakukan PT Antam untuk warga Gebe pasca eksplorasi?

Wawan Kurniawan, Weda. Sejak awal tahun 2009 silam, PT Aneka Tambang (antam) yang melakukan kegiatan eksplorasi bahan nikel di Pulau Gebe  Kabupaten Halmahera Tengah mengakhiri kontrak karya selama 30 tahun dengan pemerintah pusat yang dimulai 29 Januari 1981.       Secara resmi, kegiatan eksplorasi di Pulau dengan luas 7.356 Meter persegi memang telah dihentikan sejak tahun 2005 silam.  Gebe sendiri adalah sebuah Kecamatan Pulau dengan jumlah penduduk sebanyak 5.385 jiwa dan tersebar  di 6 Desa yang berada dalam wilayah Gebe.   Sebagian besar penduduknya sejak lama mengantungkan hidupnya pada perusahan tambang tersebut. Karena itu setelah kontrak selesai, banyak warga yang tak memiliki kemampuan lain selain bekerja di perusahaan pertambangan.

Hal inilah yang menyebabkan pihak PT Antam mencoba untuk memberdayakan masyarakat setempat agar bisa mandiri memanfaatkan sumberdaya alam selain tambang yang dimiliki oleh pulau yang berbatasan langsung dengan Provinsi Papu Barat itu. Dalam sambutanya yang dibacakan Asisten II Pemkab Halteng Sadik Soamole, Wakil Bupati Halteng, Gawi Abas  menjelaskan bahwa ada banyak fasilitas yang dimiliki oleh Pulau Gebe dan menjadi perhatian dari Pemerintah seperti  ketersediaan Bandara, Lapangan Golf, kolam renang public  serta berbagai fasilitas lainya yang dibangun oleh PT Antam.   Menurut Gawi potensi itu sebenarnya telah menjadi modal bagi pulau tersebut untuk dijadikan lokasi pariwisata. PT Antam sendiri sejak beberapa bulan lalu, melalui program Company Social Responsibility (CSR) milik PT Antam  bekerjasama dengan pihak Intitut Pertanian Bogor (IPB) untuk melakukan penelitian, resources apa saja yang dimiliki oleh pulau tersebut selain hasil tambang.   Selama dua bulan pihak peneliti IPB melakukan penelitian, mulai dari sumberdaya Perikanan, Peternakan serta   Pertanian yang dimiliki Gebe. Hasilnya luar biasa, DR Sulistiono, peneliti perikanan dari IPB bahkan potensi perikanan karang yang ada disekitar pulau itu, hampir sama lengkap dengan koleksi ikan yang ada di perairan Raja Empat Papu Barat, yang konon terlengkap di Dunia.   ”Dari 750 spesies ikan karang yang ada di dunia, perairan Gebe meniliki 400 spesies, dan yang terbesar adalah ikan Kerapu (goropa), dan itu merupakan asset yang luar biasa untuk dikembangkan,”katanya semangat.

Senior Menejer CSA PT Antam, Ibrahim mengatakan bahwa, kegiatan ini sebenarnya, adalah wujid kepedulain dari PT Antam yang intinya bagaimana menciptakan kemampuan masyarakat untuk bisa meningkatkan taraf hidup dari segi ekonomi dengan memanfaatkan kekayaan alam yang dimiliki oleh Gebe, seperti perikanan, pertanian dan peternakan.   ”Ini baru langkah awal,yakni pemaparan hasil penelitian, IPB telah mempersiapkan berbagai program lanjutan,”jelasnya.

Hal senada disampaikan, ketua tim peneliti IPB, Prof  Hardiansyah, bahwa beberapa hasil penelitian yang dipaparkan kepada peserta yang terdiri dari unsur pemerintah, tokoh masyarakat, yang ada di Gebe Senin kemarin, saling terkait antara satu dengan lainya.

Dia mengambil contoh, dipilihnya ternak sapi sebagai salah satu target dibidang peternakan, karena kotoran sapi merupakan pupuk kompos yang paling baik dan murah jika dibandingkan dengan penggunaan pupuk sintetis yang bisa berakibat kerusakan jika digunakan dalam jangka panjang.

Selain itu dari bidang pertanian ada banyak komuditi yang bisa dihasilkan dan sesuai dengan kontur tanah yang dimiliki Pulau Gebe,”bebernya.

Namun, tambahnya yang paling penting bagaimana merubah pemikiran masyarakat untuk bisa menjadi seorang pengusaha. Makanya pelatihan bagi masyarakat akan terus dilaksanakan.

Selanjutnya masyarakat akan diberikan tenaga pendamping baik dari IPB maupun masyarakat yang telah terlatih.”Jika ada yang telah berhasil maka masyarakat akan lebih terpacu nantinya,”yakinnya.

Adityawan Ahmad salah seorang peneliti perikanan dari Unkhair Ternate, yang hadir mewakili Unkhair menyatakan dukunganya. Namun ia juga menyayangkan pihak PT Antam yang kurang melibatkan Perguruan tinggi lokal padahal, dari segi kemampuan perguruan tinggi lokal memiliki tenaga lulusan dari perguruan tinggi terkenal seperti IPB.   ”Kalau melibatkan perguruan tinggi lokal kan secara otomatis menjadi tanggungjawab kami dalam jangka waktu panjang, karena kami memang berada di Malut,”jelas lulusan Pasca Sarjana IPB ini 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar